Rabu, 06 Juli 2011

KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG PENUH KASIH


KEPEMIMPINAN KRISTEN

Apakah pemimpin itu dilahirkan atau dibentuk? 

Pemimpin haarus di bentuk, untuk menjadi seorang pemimpin yang handal dan berkepribadian yang baik, sehingga menjadi panutan bagi stiap orang yang ada disekitarnya.
Ada berapa hal yang perlu kita perhatikan dalam pembahasan tentang seorang pemimpin:

1.      Dipilih serta ditetapkan Tuhan.

      Seorang bisa dilahirkan dengan bakat kepemimpinan, namun akan semakin efektif apabila dia kemudian dibentuk dengan memberikan kesempatan, seperti latihan dan pengalaman.  Dalam kepemimpinan rohani, selain bakat dan pembentukan, ada faktor panggilan dan penetapan Allah untuk memimpin.  Contoh:
a.       Musa di Lahirkan dengan bakat kepemimpinan, tetapi dia harus melewati pembentukan dan pelatihan di istana Firaun, walaupun ia di pilih dan di tetapkan oleh Allah, setelah itu ia harus menjadi seorang gembala di tengah-tengah keluarga Yitro (Keluaram 3)
b.      Daud, ketika Saul di pilih Allah, tetapi kemudian ia tidak lagi menuruti perintah Tuhan, maka Daudlah yang kemudian detetapkan untuk mengantikan Saul, tetapi kita lihat bagaimana proses yang di lewati Daud untuk menjadi pemimpin yang besar (1 Sam 16:11-13), sampai ia diurapi menjadi Raja.
c.       Dalam Perjanjian Baru, sebut saja Petrus, Paulus, Yohanes semua harus melewati pilihan dan penetapan Allah

2.      Memiliki kerinduan dan terbeban untuk memimpin
      Seorang pemimpin rohani adalah orang yang menyadari adanya beban tugas dan tanggung jawab terhadap umat Tuhan, sehingga mereka bersedia berkorban, bahkan menderita demi menjalankan kehendak Allah dalam pelayanan.  Contoh: Nehemia, Martin Luther.
      1 Samuel 3, Bagaiman Samuel ketika dipilih Tuhan untuk menjadi pemimpin di tengah-tengah bangsa Israel, dia mejadi pemimpin yang sangat bertanggung jawab dengan apa yang telah ditetapkan Tuhan dalam hidupnya 1 Samuel &:15-17

3.      Mengutamakan fungsi, bukan jabatan.
      Seorang pemimpin rohani harus mengetahui fungsi dan tugas yang harus di jalankannya: seorang yang setia  menjalankan tugas pelayanannya dengan tidak memandang kondisi dan situasi serta setia, bukan mengutamakan pangkat, kedudukan atau jabatan, prioritas utamanya adalah mengutamakan pekerjaan pelayanan dalam Tuhan walaupun tanpa bukan imbalan (Luk. 17:10; 1 Tim 3:1-13).





KEPEMIMPINAN KRISTEN YANG PENUH KASIH

Dasar kepemimpinan Kristen yang Alkitabiah adalah seorang pemimpin/pelayanan yang memiliki kerendahan hati dan penuh dengan kasih, sama seperti yang dilakukan dan ditunjukkan Yesus ketika Ia membasuh kaki para muridNya.  Yesus memberi teladan tentang pelayanan yang penuh kasih, kerendahan hati dan kebesaran sejati (Yoh. 13:12-15, Luk. 22:24-26).  Paling tidak ini mencakup tiga konsekuensi, yakni:

1.  Pemimpin yang penuh kasih, Melayani, bukan memerintah dengan otoriter.
      Pemimpin Kristen yang penuh kasih bukanlah sama seperti bos, bos melakukan apa yang dia mau, ini adalah pelayanan yang tidak didasari dengan kasih, (Fil. 2:5-11).  Yesus adalah teladan kepemimpinan yang melayani, karena Dia datang untuk melayani dan memberi diri bagi pelayanan (Mrk. 10:42-45).  Karena itu kita tidak boleh terpengaruh oleh pola kepemimpinan dunia yang otoriter: kepemimpinan tangan besi yang menjalankan kuasa dengan keras dan memiliki motivasi ingin menjadi yang paling besar dan terkemuka. lain dengan pemimpin kristen yang penuh kasih.

2.      Bergantung sepenuhnya kepada Allah, bukan kepada kekuatan manusia
      Daud selama memjadi Raja (Pemimpin) ia terus bergantung kepada Allah (Mzm 121:1-8), walaupun begitu banyak prajurit yantg bersama-sama dengannya, Daud tetap mengandalkan Tuhan, Daud telah memulai dengan Tuhan, (1 Sam 17:45-46) Pemimpin rohani tidak mengandalkan manusia (mis: yang kaya, berpangkat, mempunyai kedudukan tinggi) tapi mengandalkan Allah.

3.      Mempermuliakan Allah dan bukan diri sendiri.
      Kepemimpinan yang penuh kasih selalu mempermuliakan Allah dalam hidupnya. Ia berusaha menyukakan hati Allah bukan manusia (I Tes. 2:4).  Menghormati kehendak Allah dalam setiap kehidupannya. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar